Diberdayakan oleh Blogger.

follower

Mengenai Saya

Foto saya
aku ingin tau dunia luar
RSS

promosi kesehatan

KONSEP DAN STRATEGI PROMOSI KESEHATAN



Promosi kesehatan adl “memasarkan” atau “menjual” atau “memperkenalkan” pesan2 atau upaya2 kesehatan, shg masyarakat “menerima” atau “membeli” perilaku kesehatan atau “mengenal” pesan kesehatan tsb shg mau berperilaku hidup sehat.
Promosi Kesehatan adalah proses pemberdayaan masyarakat agar mampu memelihara dan meningkatkan kesehatan

A. Tujuan Promosi Kesehatan :
- Memampukan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka.
- Menciptakan suatu keadaan, yakni perilaku dan lingkungan yang kondusif bagi kesehatan.

B. Sasaran Promosi Kesehatan
Secara prinsipil, sasaran promosi kesehatan adalah masyarakat. Masyarakat dapat dilihat dalam konteks komunitas, keluarga maupun individu. Sasaran promosi kesehatan juga dapat dikelompokkan menurut ruang lingkupnya, yakni tatanan rumah tangga, tatanan sekolah, tatanan tempat kerja, tatanan tempat-tempat umum, dan institusi pelayanan kesehatan. Berdasarkan pentahapan uapaya promosi kesehatan ini, maka sasaran dibagi dalam 3 kelompok sasaran, yaitu:
1. Sasaran primer
Masyarakat pada umumnya menjadi sasaran langsung segala upaya pendidikan atau promosi kesehatan. Sesuai dengan permasalahan kesehatan, maka sasaran ini dapat dikelompokan menjadi : kepala keluarga untuk masalah kesehatan umum, ibu hamil dan menyusui untuk masalah KIA (Kesehatan Ibu dan Anak), anak sekolah untuk kesehatn remaj,dsb. Upaya prmosi yang di lakukan terhadap sasaran primer ini sejalan dengan stategi pemberdayaan masyarakat.


2. Sasaran sekuder
Para tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat,dsb. Disebut sasaran sekunder, karena dengan memberikan pendidikan kesehatan kepada kelompok ini diharapkan untuk selanjutnya kelompok ini akan memberikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat disekitarnya. Di samping itu dengan perilku sehat para tokoh masyarakat sebagai hasil pendidikan kesehatan yang diterima,maka para tokoh masyarakat ini akan memberikan contoh atau acuan perilaku sehat bagi masyarakat sekitar. Upaya promosi kesehatan yang ditujukan kepada sasaran sekunder ini adalah sejalan dengan strategi bina suasana
3. Sasaran tersier
Para pembuat keputusan atau peneentu kebijakan baik di tingkat pusat, maupun daerah adalah sasaran tertier promosi kesehatan. Dengan kebijakan-kebijakan atau keputusan yang dikeluarkan oleh kelompok ini akan mempunyai dampak terhadap perilaku para tokoh masyarakat, dan juga kepada masyarakat umum. Upaya promosi kesehatan yang ditujukan kepada sasaran tertier ini sejalan dengan strategi advoksi.

Masalah kesehatan ditentukan oleh 2 faktor: faktor perilaku dan faktor non-perilaku
(fisik)
• Intervensi faktor perilaku:
1. pendidikan (education) > long lasting
Upya agar masyarakat berperilaku atu mengadopsi perilaku kesehatan atau mengadopsi perilaku kesehatan dengan cara persuasi, bujukan, imbauan, ajakan, member informasi, memberikan kesadaran, dsb , melalui kegiatan yang disebut pendidikan atau promosi kesehatan. Memang dampak yang timbul dari cara ini terhadap perubahan perilaku masyarakat, akan memakan waktu lama disbanding dengan cara coertion.
2. Paksaan atau tekanan (coercion) > tdk langgeng
Upaya agar masyarakat mengubah perilaku atau mengadopsi perilaku kesehatan dengan cara tekanan-tekanan, paksaan atau koersi (coertion). Upaya coertin ini bias dalam nbentuk undang-undang atau peraturan-peraturan, instruksi-instruksi, sanki-sanksi, dsb.
Pendekatan atau cara ini biasanya menimbulkan dampak yang lebih cepat terhadap perubahan perilaku.Tapi,perubahan baru ini tidak langgeng karena perilaku dihasilkan dengan cara ini tidak didasari oleh pengertian dan kesadaran yang tinggi.

• Intervensi faktor non-perilaku: pemberantasan penyakit menular, penyediaan sarana air bersih dan pembuangan tinja, penyediaan pelayanan kesehatan, dll.

Perilaku dipengaruhi oleh 3 faktor utama, yaitu :
a) Faktor predisposisi
Faktor ini mencakup pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan, tradisi dan kepercayaan masyarakat terhapad hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan, system nilai yang dianut masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat social ekonomi, dsb.
b) Faktor pemungkin
Faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan bagi masyarakat, misalnya air bersih, tempat pembuangan sampah, tempat pembuangan tinja, ketersediaan makanan yang bergizi, dsb.
c) Faktor penguat
Faktor ini meliput factor sikap dan prilaku tokoh masyarakat (toma), tokoh agama (toga), sikap dan perilaku para petugas kesehatan. Termasuk juga disini undang-undang, peraturan-peraturan, baik dari pusat maupun pemerintah daerah, yang terkait dengan kesehatan.


• Prioritas Promosi Kesehatan:
1. Meningkatkan tanggung jawab sosial dalam kesehatan
2. Meningkatkan investasi utk pembangunan kesehatan
3. Meningkatkan kemitraan untuk kesehatan
4. Meningkatkan kemampuan perorangan dan masyarakat
5. Mengembangkan infrastruktur untuk promosi kesehatan

Hasil yang diharapkan dari suatu promosi kesehatan adalah perilaku kesehatan, atau perilaku untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang kondusif. Perubahan perilaku yang belum atau tidak kondusif ke perilaku yang kondusif ini mengandung berbagai dimensi sebagai berikut:

1. Perubahan perilaku
Perubahan oeilaku masyarakat yang tidak ssuai dengan nilai-nilai kesehatan menjadi perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai kesehatan, atau perilaku negative ke perilaku yang positif.
2. Pembinaan perilaku
Pembinaan perilaku terutam ditujukan kepada perilaku masyarakat yang sudah sehat agar dipertahakan kesehatannya, artinya masyarakat yang sudah mempunyai hidup sehat tetap dilanjutkan atau dipertahankan. Misalnya: olahrag teratur, makan dengan menu seimbang, menguras bak mandi secara teratur, membuang sampah di tempatnya, dsb.
3) Pengembanagan perilaku
Pengembangan perilaku sehat ini terutama ditujukan untuk membiasakan hidup sehat bagi anak-anak. Perilaku sehat bagi anak seyogianya dimulai sedini mungki, karena kebiasaan perawatan terhadap anak, termasuk kesehatan yang diberikan oleh orang tua, akan langsung berpengaruh kepada perilaku sehat selanjutnya. Contoh, bayi yang buang air, secara naluri merassa tidak enak (risih) lalu menangis.Apabila orang tua tidak merespon dalam arti tidak segera mengganti popoknya, maka lama kelamaan akan berhenti menangis.Hal ini berarti anak sudah dibiasakan untuk berperilaku tidak sehat atau jorok.

Promosi Kesehatan dan Perilaku
• Masalah kesehatan ditentukan oleh 2 faktor: faktor perilaku dan faktor non-perilaku (fisik)
1. Intervensi faktor perilaku:
-pendidikan (education) > long lasting
-paksaan atau tekanan (coercion) > tdk langgeng
2. Intervensi faktor non-perilaku: pemberantasan penyakit menular, penyediaan sarana air bersih dan pembuangan tinja, penyediaan pelayanan kesehatan, dll


C.Metode dan Media Promosi Kesehatan
Metode :
1.Metode Promosi Individual
- Bimbingan dan penyuluhan
-Interview (wawancara)

2.Metode Promosi Kelompok
-Kelompok Besar
a) Ceramah
b) Seminar
-Kelompok Kecil
a) Diskusi
b) Brain Storming
c) Snow Ball
d) Buzz Group
e) Role Play
f) Permainan Simulasi

Metode Promosi Kesehatan Massal
1. Public Speaking
2. Media Massa

D. Konsep promosi kesehatan
-Promosi kesehatan sbg bagian dari tingkatan pencegahan penyakit
-Promosi kesehatan sbg upaya memasarkan, menyebarluaskan, mengenalkan atau “menjual” kesehatan



E. Strategi Promosi Kesehatan
Strategi Promosi Kesehatan yang selama ini dikenal adalah ABG, yaitu: Advokasi, Bina Suasana dan Gerakan Pemberdayaan Masyarakat.
a. Advokasi
Kegiatan yang ditujukan kepada pembuat keputusan atau penentu kebijakan baik di bidang kesehatan maupun sector lain di luar kesehatan, yang mempunyai pengaruh terhadap public. Tujuannya adalah agar para pembuat keputusan mengeluarkan kebijakan-kebijakan , antara lain dalam bentuk peraturan,undang-undang, instruksi, dan sebagainya yang menguntungkan kesehatan public.
b. Bina suasana
Kegiatan yang ditunjukan kepada para tokoh masyarakat, baik formal (guru, lurah, camat, petugas kesehatn, dsb) maupun non formal (tokoh agama, dsb) yang mempunyai pengaruh di masyarakat. Tujuan kegiatan ini adalah agar kegiatan atau program kesehatan tersebut memperoleh dukungan dari para tokoh masyarakat dan tokoh agama.
c. Pemberdayaan masyarakat
Pemberdayaan ini di tujukan kepada masyarakat lagsung, sebagai sasaran primer atau utama promosi kesehatan. Tujuanya adalah agar masyarakat memiliki kemampuan dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri. Pemberdayaan masyarakat ini dapat diwujutkan dengan berbagai kegiatan, antara lain penyuluhan kesehatan, pengorganisasian dan pembangunan masyarakat dalam bentuk, misalnya: koperasi dan pelatihan ketrampilan dalam rangka peningkatan pendapatan keluarga.
Ketiga strategi tersebut dengan jelas menunjukkan bagaimana cara menjalankan misi dalam rangka mencapai visi. Strategi tersebut juga menunjukkan ketiga strata masyarakat yang perlu digarap. Strata primer adalah masyarakat langsung perlu digerakkan peran aktifnya melalui upaya gerakan atau pemberdayaan masyarakat (community development, PKMD, Posyandu, Poskestren, Pos UKS, dll). Strata sekunder adalah para pembuat opini di masyarakat, perlu dibina atau diajak bersama untuk menumbuhkan norma perilaku atau budaya baru agar diteladani masyarakat. Ini dilakukan melalui media massa, media tradisonal, adat, atau media apa saja sesuai dengan keadaan, masalah dan potensi setempat. Sedangkan strata tertier adalah para pembuat keputusan dan penentu kebijakan, yang perlu dilakukan advokasi, melalui berbagai cara pendekatan sesuai keadaan, masalah dan potensi yang ada. Ini dilakukan agar kebijakan yang dibuat berwawasan sehat, yang memberikan dampak positif bagi kesehatan.

F. Ruang Lingkup
-Ruang lingkup Berdasarkan Aspek Kesehatan (promotif,preventif, kuratif dan rehabilitative)
-Ruang lingkup Berdasarkan Tatanan Pelaksanaan (RT, sekolah, tempat kerja, tempat umum, fasilitas pelayanan kesehatan, dsb)
-Ruang lingkup berdasarkan tingkat pelayanan (promosi kesehatan, perlindungan khusus, diagnosis dini dan pengobatan segera, pembatasan cacat. rehabilitas

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar